"Kekecewaan"
Aku tak berpikir ada orang yang mengharapkan itu. Jujur saja, aku pun demikian. Dan aku pun percaya bahwa seluruh manusia di dunia ini pasti tidak ingin dikecewakan. Soal ia terlalu sering dikecewakan atau sudah biasa dikecewakan... Hmph, maaf, tapi bukan qualitas quantitas yang kita bicarakan di sini.
Pertanyaannya sekarang...

"Apa kalian pernah dikecewakan?" (jangan bohong dengan mengatakan 'tidak')


"Apa kalian senang dikecewakan?"

"Apa kalian ingin dikecewakan?"

well, di sini saya berasumsi bahwa semua jawaban dari pertanyaan di atas adalah "tidak". Yah...harusnya sih memang YA!  / TIDAK! Yang benar saja! Siapa sih yang suka hal seperti itu?

Kecewa memang hal yang lumrah. Semua orang mengalaminya sesekali, atau bahkan sering kali. Sebenarnya kecewa itu juga bukan hal yang begitu merusak. Hanya saja rasa sakit (dalam hati / perasaan) yang dialami seseorang sering kali hilang kendali. Tentu Anda pernah tahu bagaimana orang mengekspresikan kekecewaannya, bukan? Ada yang kecewa sampai membanting barang, ada yang mengurung diri di kamar, ada juga yang memilih untuk diam dan memendamnya. Kekecewaan yang baru saja saya bicarakan ini memang identik dengan Marah.

Bukankah marah itu sendiri sebenarnya bentuk pelampiasan dari rasa kecewa? Orang yang sedang marah pastilah merasa jengkel dan muak terhadap suatu hal yang dianggapnya kurang sesuai. Dengan kata lain pastilah orang itu juga merasa kecewa karena ada suatu hal yang begitu jauh dari harapannya.

Saya juga pernah merasa kecewa. Mari bermain jujur di sini karena tak ada artinya menutupi hal semacam ini. Toh, kalian pun tahu bahwa di dunia ini tidak ada orang yang tidak mencicipi rasa kecewa.

Kecewa dan kecewa. Ya, hal ini memang menyebalkan. Tapi... apa yang kalian lakukan dengan perasaan kecewa itu?

Melampiaskannya?

Berdiam dan Menutup Diri?

Menyalahkan orang?

Yang manapun itu, semuanya terdengar buruk sekali. Benar-benar buruk. Maaf jika tampak bertele-tele, tapi sebenarnya yang saya coba katakan di sini adalah... Kita butuh MOTIVASI. Sejumlah motivasi yang akan menggiring kita keluar dari perasaan kecewa. Saya tidak bilang menghindar, tapi keluar. Dimana itu berarti meredakan kekecewaan itu sendiri.

Bahkan saya pernah berpikir begini...

"Andai kata rasa kecewa tidak pernah menghampiri hati seseorang, bukankah mereka akan merasa bahagia?"

Namun, setelah saya pikir lagi, lagi, dan lagi... Saya sadar bahwa pemikiran saya yang barusan itu benar-benar SALAH BESAR.

Bayangkan saja jika hidup tanpa kekecewaan. Bukankah orang itu akan cenderung jadi orang perfeksionis? Bukankah dari kekecewaan bisa timbul rasa penyesalan? Penyesalan yang nantinya bisa membuat mereka sadar akan kesalahan mereka dan berupaya untuk tidak mengulangnya.

Rasa Kecewa terkadang memang dibutuhkan. Namun bukan berarti Anda harus kecewa terhadap segala hal. TIDAK! Itu salah. Yang saya maksudkan dari awal sampai poin ini adalah...
ketika kita kecewa,bukankah tak seharusnya kita melampiaskannya dalam bentuk amarah. Rasa kecewa mengajari kita salah satu makna kehidupan, yakni "tak ada yang sesempurna apa yang selalu kita harap-harapkan". 

Jadi, ketika Kalian menghadapi sebuah kekecewaan... coba pikir dua kali.
"Apa sebenarnya yang membuat Anda kecewa?"
"Kenapa Anda kecewa? Bukankah itu juga karena perbuatan Anda sendiri?"

Sekali lagi, kekecewaan adalah hal yang lumrah.
Daripada kalian berkutik dengan rasa kecewa yang saya rasa tak akan ada habis-habisnya bila harus dikaji lebih lanjut, lebih baik mulai sekarang tingkatkan rasa syukur kita atas seluruh karunia yang Tuhan berikan.